1. Beranda
  2. /
  3. Paling Sering Dibaca
  4. /
  5. Page 2

Paling Sering Dibaca

Nabi Ibrahim dan Cara Berpikir Kritis dalam Islam

Kredit ilustrasi: www.hidayatullah.com BELAKANGAN kita disuguhkan dengan perdebatan tentang radikalisme dan niqab. Konon, Menteri Agama berniat untuk melarang cadar dan celana cingkrang di Kementerian yang

“Zhaharal Fasadu Fil Barri wal Bahri”

Kredit ilustrasi: BUSET Indonesian Magazine in Australia “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka

Prof. John Roosa: Identitas bangsa Indonesia berubah total sesudah 1965

“Waktu saya belajar sejarah Asia Tenggara di universitas tahun 1990an, saya tidak habis pikir, kok bisa ada peristiwa sebesar dan sehebat ini tapi pengetahuan kita tentangnya sedemikian kecil. Sebagai sejarahwan, saya lihat ada kebutuhan untuk investigasi yang lebih mendalam guna membongkar sejarah yang digelapkan oleh pembunuh-pembunuh itu. Sebagai manusia biasa yang peduli dengan prinsip-prinsip moral, saya benci dengan rezim Suharto. Rezim itu berfungsi sebagai attack dog buat modal asing dan jadi penuh dengan pejabat-pejabat bodoh dan brutal, orang dengan watak preman yang sama sekali tidak peduli dengan prinsip HAM, yang mengkhianati prinsip kemerdekaan, membunuh dan menyiksa orang Indonesia sendiri, dan kemudian menjual kekayaan tanah airnya kepada konglomerat multinasional dengan harga murah.”

Humor dan Kebejatan

Lelucon Coki: manuver public relations untuk mendandani perburuan vulgar akan perhatian di era ekonomi perhatian

Konsep-konsep Seni S. Sudjojono

Sudjojono adalah salah satu seniman yang terlibat dalam pendirian Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi) dan Seniman Indonesia Muda (SIM). Persagi dikenal sebagai organisasi seniman lukis pertama di Indonesia yang membubuhkan kata Indonesia pada nama organisasinya. Penggunaan nama Indonesia ini membuktikan adanya semacam komitmen untuk mengusung identitas yang membawa aliran baru, paham baru, dan falsafah baru, sesuai kenyataan yang ada (Subandi, 2000: 120). Persagi seringkali dikatakan sebagai tonggak dimulainya era baru, kesadaran baru, pengetahuan baru, dan tradisi baru dalam seni lukis di Indonesia. Persagi dengan menggunakan kata “Indonesia” juga turut menegaskan identitas kebangsaan. Bertopang pada dasar pikiran yang demikian, banyak pengamat seni mengatakan bahwa Persagi merepresentasikan nasionalisme yang paling nyata dalam bidang kesenian dan kebudayaan.

Pengantar Ideologi

[Teks berikut sebelumnya disampaikan pada kesempatan Karya Latihan Bantuan Hukum (Kalabahu) untuk buruh se-Jabodetabek yang diadakan oleh LBH Jakarta. Karena tujuannya demi pelatihan dasar tentang

Shopping Basket

Berlangganan Konten

Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.